Kenali Kelemahanmu, lalu Bangkitlah

Terkadang Kita Lupa Caranya Berterimakasih 

Berurusan dengan Q.S. al-Ma'arij: 21


Q.S. Al-Ma'arij ayat 21 menjelaskan tentang sifat buruk manusia, yaitu ketika ditimpa kesusahan, mereka berkeluh kesah, dan ketika mendapatkan kebaikan, mereka menjadi kikir. 

Ayat ini merupakan bagian dari surat Al-Ma'arij yang berisi tentang hari kiamat, azab, dan amal perbuatan yang dapat meninggikan derajat. 



Ayat 21 secara spesifik berbunyi:
"wa idzaa massahul-khairu manuu'a" 
 
Terjemahan:
"Dan apabila ia mendapat kebaikan (harta), ia amat kikir," 
 
Penjelasan:
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia secara alami cenderung memiliki sifat keluh kesah dan kikir. 
Ketika tertimpa musibah, manusia seringkali mengeluh dan merasa putus asa. 
Ketika mendapatkan kebaikan atau rezeki, mereka menjadi kikir dan enggan berbagi.

"Manu'a" adalah kondisi hati yang terjebak dalam ilusi kepemilikan.

✨Dia menahan karena lupa siapa Pemilik yang sebenarnya.
✨Dia kikir karena tidak percaya pada janji Allah.
✨Dia menyimpan rapat karena tidak sadar bahwa keberkahan datang dari berbagi, bukan dari menahan.

Coba tanyakan kepada diri kita, akankah kita layak mendapatkan kebaikan sedang kita secara mental belum matang menerima segala ujian yang akan mendatang?

Sifat-sifat ini muncul karena kurangnya keimanan yang sungguh-sungguh kepada Allah, sehingga mereka merasa seolah-olah rezeki itu semata-mata hasil usaha mereka sendiri tanpa campur tangan Allah. 

Sifat Manu'a
  • Ketika dia mendapatkan hal baik (harta), dia sangat pelit,
  • Dan ketika kebaikan menyentuhnya, dia menahannya.
  • Ketika dunia berubah (kadang enak, kadang sakit) jiwa kita pun ikut jungkir balik.

Kocak bukan? wkwkwkw

Sedih karena kehilangan dunia, seneng pun karena dunia yang mau dimilikin sendirian. Itulah gambaran manu'a artinya menolak untuk berterimakasih.

Padahal apapun yang kita raih di dunia ini, pasnilya semuanya atas ketetapan Allah dan campur tangan orang-orang yang ada disekitar kita.

Para ulama tafsir menyebutkan bahwa ayat ini menyiratkan bahwa manusia perlu menyadari bahwa segala kebaikan berasal dari Allah dan melatih diri untuk bersyukur serta berbagi dengan sesama. 

Ayat ini juga menjadi pengingat bahwa ada hari pembalasan di mana setiap perbuatan akan dihisab. 
Lagi dan lagi, hanya Allah yang Maha Mengerti setiap keadaan kita. Dan beginilah kita sebagai manusia, penuh kekurangan dan kelemahan.

Coba kita simak lanjutan dari ayat kemaren..

Dan ketika kebaikan menyentuhnya, dia menahannya.

Ketika dia mendapat kebaikan (harta), dia sangat pelit,

Ayat ini sekan menjawab kenaifan kita di dua ayat sebelumnya, gimana mau dikasih seneng kalau ga tau caranya berterimakasih

Tafsir Lebih Luas:
✨Tafsir Al-Muyassar menjelaskan bahwa manusia cenderung panik dan berkeluh kesah ketika ditimpa kesulitan, dan enggan berbagi ketika mendapatkan kebaikan.  
✨Tafsir Ash-Shaghir menjelaskan bahwa manusia menjadi kikir karena rakus terhadap harta yang diperoleh. 

Ayat ini juga menjadi pengingat bagi orang-orang yang mendirikan shalat untuk senantiasa menjaga shalatnya dan tidak lalai. 

Kesimpulan:
Q.S. Al-Ma'arij ayat 21 memberikan peringatan tentang sifat buruk manusia yang cenderung berkeluh kesah saat ditimpa musibah dan kikir saat mendapatkan kebaikan. Ayat ini juga mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah, bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan berbagi dengan sesama. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HADIS MENGENAI BAGI HASIL (MUDHARABAH & MUSYARAKAH)

TUHAN YANG ESA, CUKUP UNTUK SEGALA KESALAHAN DAN HARAPAN" (AL-IKHLAS)

Percaya dan Berjuang: Menjemput Rizki dengan Hati yang Tenang